Sunday, February 7, 2016

Belanja Kain Sutra di Sulawesi Selatan

  Sunday, February 7, 2016
Belanja Kain Sutra di Sulawesi Selatan
Wajo adalah salah satu kabupaten di Sulawesi Selatan yang terkenal sebagai daerah penghasil kain sutra Bugis yang cukup potensial.  Di  daerah ini terdapat sekitar 4.982 orang perajin gedokan dengan jumlah produksi sekitar 99.640 sarung per tahun dan perajin  Alat  Tenun  Bukan Mesin (ATBM) berjumlah 227 orang dengan produksi sekitar 1.589.000  meter   kain sutra pertahun. Khusus untuk pemintal benang sutra sebanyak 91 orang, sedangkan  301  kepala  keluarga  bergerak dibidang penanaman murbei dan pemeliharaan ulat sutra dengan produksi 4.250 kilogram benang per tahun.

Para perajin sutra di daerah ini membutuhkan bahan baku benang sutra sekitar 200 ton atau sekitar 200.000 kilogram per tahun. Oleh karena bahan baku dari Wajo tidak mencukupi, maka para perajin membeli bahan dari kabupaten tetangga  seperti, Soppeng, Sidrap, Enrekang, dan bahkan diimpor dari Cina dan Thailand. Ada tiga bentuk dan corak kain sutra yang diproduksi, yaitu: kain setengah jadi (seperti sarung, baju, dan selendang); kain berbentuk gulungan yang dapat dibeli permeter

sesuai dengan kebutuhan; dan pakaian siap pakai (seperti: baju, jas,  kerudung,  kipas, dompet, dan tempat  peralatan rias wajah).

Kain-kain sutra tersebut tidak hanya dipasarkan di Sengkang dan Makassar, tetapi juga ke beberapa kota di Pulau Jawa, seperti Cirebon, Pekalongan, Solo dan Yogyakarta. Bahkan telah menjadi produk ekspor dan menjadi incaran banyak desainer terkenal. Harganya pun bervariasi, yakni ditentukan oleh motif dan kualitas kain. Untuk bahan sutra dengan motif paye untuk ukuran satu setel pakaian wanita harganya berkisar antara Rp. 600.000,00 - Rp. 700.000,00, sedangkan untuk motif yang bergaris harganya berkisar antara Rp. 450.000,00 - Rp. 500.000,00 per setel.  Jika kain sutra itu tanpa motif apa pun alias polos, harganya berkisar antara Rp. 300.000,00 - Rp. 350.000,00 per setel.

Sentra kerajinan sutra di Wajo menyediakan berbagai macam motif kain sutra dan berkualitas tinggi. Motif kain sutra produksi daerah ini ada dua macam, yaitu motif tradisional dan non-tradisional. Motif tradisional atau yang lebih dikenal dengan motif Bugis ini terdiri dari motif sobbi, balorinni, baliare, cobo, serta motif yang menyerupai ukiran-ukiran Toraja. Sedangkan motif non-tradisional, ada yang berbentuk batik, bergaris-garis  dan payet.

Untuk memperoleh kain sutra yang berkualitas tinggi, benang lokal dan impor tersebut dipadukan menjadi satu dan diolah dalam beberapa tahap. Pertama, kedua macam  benang tersebut dimasak dengan sabun dan soda sekitar 1 jam dalam  suhu 90 derajat. Tahap selanjutnya, kain tersebut dijemur selama 3 jam dengan suhu 50 derajat. Setelah itu, benang tersebut siap dipasang di mesin tenun dan diolah menjadi kain. Satu kilogram benang lusi dapat menghasilkan sekitar 40 meter kain, dan satu kilogram pakan dapat menghasilkan 12 meter kain. Uniknya, semua proses penenun dilakukan di kolong-kolong rumah mereka.

Sentraproduksi kain sutra di Kabupaten Wajo tersebar di beberapa kecamatan, seperti di Kecamatan Tempe, Tana Sitolo, Sabbang Paru, Pamana, dan Saijoangin.


Tempat lain yang bisa jadi refrensi wisata keluarga anda :

No comments:

Post a Comment

Terimakasih sudah berkunjung ke blog saya, silahkan tinggalkan komentar