Tau nggak Sih..Sejarah Kabupaten Jember. Kabupaten Jember dibentuk berdasarkan Staatsblad Nomor 322 tanggal 9
Agustus 1928 dan sebagai dasar hukum mulai berlaku tanggal 1 Januari
1929. Pemerintah Hindia Belanda telah mengeluarkan ketentuan tentang
penataan kembali pemerintah desentralisasi di wilayah Provinsi Jawa
Timur, antara lain dengan menunjuk Regenschap Djember sebagai masyarakat
kesatuan hukum yang berdiri sendiri. Secara resmi ketentuan tersebut
diterbitkan oleh Sekretaris Umum Pemerintah Hindia Belanda (De Aglemeene
Secretaris) G.R. Erdbrink, 21 Agustus 1928.
Tau nggak Sih..Sejarah Kabupaten Jember
Pemerintah Regenschap Jember yang semula terbagi dalam tujuh Wilayah
Distrik, pada tanggal 1 Januari 1929 sejak berlakunya Staatsblad No.
46/1941 tanggal 1 Maret 1941 Wilayah Distrik dipecah menjadi 25
Onderdistrik, yaitu:
- Distrik Jember, meliputi onderdistrik Jember, Wirolegi, dan Arjasa.
- Distrik Kalisat, meliputi onderdistrik Kalisat, Ledokombo, Sumberjambe, dan Sukowono.
- Distrik Rambipuji, meliputi onderdistrik Rambipuji, Panti, Mangli, dan Jenggawah.
- Distrik Mayang, meliputi onderdistrik Mayang, Silo, Mumbulsari, dan Tempurejo.
- Distrik Tanggul meliputi onderdistrik Tanggul, Sumberbaru, dan Bangsalsari.
- Distrik Puger, meliputi onderdistrik Puger, Kencong Gumukmas, dan Umbulsari.
- Distrik Wuluhan, meliputi onderdistrik Wuluhan, Ambulu, dan Balung.
Berdasarkan Undang Undang No. 12/1950 tentang Pemerintah Daerah
Kabupaten di Jawa Timur, ditetapkan pembentukan Daerah-daerah Kabupaten
dalam lingkungan Provinsi Jawa Timur (dengan Perda), antara lain Daerah
Kabupaten Jember ditetapkan menjadi Kabupaten Jember.
Dengan dasar Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 1976 tanggal 19
April 1976, dibentuklah Wilayah Kota Jember dengan penataan
wilayah-wilayah baru sebagai berikut:
- Kacamatan Jember dihapus, dan dibentuk tiga kecamatan baru, masing-masing Sumbersari, Patrang dan Kaliwates.
- Kecamatan Wirolegi menjadi Kecamatan Pakusari dan Kecamatan Mangli menjadi Kecamatan Sukorambi.
Bersamaan dengan pembentukan Kota Administratif Jember, wilayah
Kewedanan Jember bergeser pula dari Jember ke Arjasa dengan wilayah
kerja meliputi Arjasa, Pakusari, dan Sukowono yang sebelumnya masuk
Distrik Kalisat. Dengan adanya perubahan-perubahan tersebut, pada
perkembangan berikutnya, secara administratif Kabupaten Jember saat itu
terbagi menjadi tujuh Wilayah Pembantu Bupati, satu wilayah Kota
Administratif, dan 31 Kecamatan.
Dengan diberlakukannya Otonomi Daerah sejak 1 Januari 2001 sebagai
tuntutan No 22/1999 tentang Pemerintahan Daerah, Pemerintah Kabupaten
Jember telah melakukan penataan kelembagaan dan struktur organisasi,
termasuk penghapusan lembaga Pembantu Bupati yang kini menjadi Kantor
Koordinasi Camat. Selanjutnya, dalam menjalankan roda pemerintah di era
Otonomi Daerah ini Pemerintah Kabupaten Jember dibantu empat Kantor
Koordinasi Camat, yakni:
- Kantor Koordinasi Camat Jember Barat di Tanggul
- Kantor Koordinasi Camat Jember Selatan di Balung
- Kantor Koordinasi Camat Jember Tengah di Rambipuji
- Kantor Koordinasi Camat Jember Timur di Kalisat
Geografi
Jember memiliki luas 3.293,34 Km2 dengan ketinggian antara 0 - 3.330 mdpl. Iklim Kabupaten Jember adalah tropis dengan kisaran suhu antara 23oC - 32oC. Bagian selatan wilayah Kabupaten Jember adalah dataran rendah dengan titik terluarnya adalah Pulau Barong. Pada kawasan ini terdapat Taman Nasional Meru Betiri yang berbatasan dengan wilayah administratif Kabupaten Banyuwangi. Bagian barat laut (berbatasan dengan Kabupaten Probolinggo adalah pegunungan, bagian dari Pegunungan Iyang, dengan puncaknya Gunung Argopuro (3.088 m). Bagian timur merupakan bagian dari rangkaian Dataran Tinggi Ijen.
Jember memiliki beberapa sungai antara lain Sungai Bedadung yang
bersumber dari Pegunungan Iyang di bagian Tengah, Sungai Mayang yang
persumber dari Pegunungan Raung di bagian timur, dan Sungai Bondoyudo
yang bersumber dari Pegunungan Semeru di bagian barat.
Administrasi
- Koordinasi Camat: 4
- Kecamatan: 31
- Dusun: 201
- Rukun Warga: 4154
- Rukun Tetangga: 14714
- Lingkungan: 902
Transportasi
- Stasiun Jember merupakan stasiun terbesar di Kabupaten ini, dan merupakan pusat dari Daops IX Jember yang mengatur stasiun dari Pasuruan hingga Banyuwangi. Di samping stasiun-stasiun kecil lainnya di Tanggul, Rambipuji, dan Kalisat. Jember dilintasi jalur kereta api, yang menghubungkan Jember dengan kota-kota lain di Pulau Jawa, yaitu Purwokerto, Yogyakarta, Solo, Madiun, Surabaya, Malang, Probolinggo dan Banyuwangi. Di Jember juga terdapat stasiun-stasiun kecil seperti Bangsalsari, Mangli, Arjasa, Kotok, Ledokombo, Sempolan, Garahan. Stasiun ini hanya digunakan ketika terjadi persilangan kereta api dan hanya digunakan oleh kereta api ekonomi seperti Probowangi (Surabaya-Barnyuwangi) dan kereta Pandanwangi (Jember-Banyuwangi). Jalur kereta api Kalisat-Situbondo kini tidak lagi beroperasi.
- Terminal bus Tawang Alun merupakan terminal utama yang melayani jalur Surabaya - Jember-Banyuwangi (lewat Tanggul), Surabaya-Jember-Banyuwangi (lewat Kencong-Balung dan atau Ambulu) yang juga melewati kota Lumajang. Terminal ini juga melayani jalur Bus Patas (cepat terbatas) Jember-Yogya, Jember-Surabaya, Jember-Malang, serta Jember-Denpasar. Untuk jalur Jember-Bondowoso-Situbondo dilayani oleh Terminal Bus "ARJASA" yang terletak di Kecamatan Arjasa. Baru-baru ini, di Kecamatan Ambulu yang terletak di Jember bagian selatan juga dibangun Terminal, yang menyediakan jalur Ambulu-Kencong-Lumajang-Pasuruan-Surabaya dan Malang. Selain itu terdapat pula terminal-terminal kecil yang dihubungkan oleh angkutan antar dalam kota (Lyn) seperti Terminal Ajung, Terminal Arjasa dan Terminal Pakusari. Bus Kota dapat ditemui di Kota Jember yang menghubungkan Terminal Tawang Alun - Terminal Arjasa (Kode Trayek "A" dan "B") dan Terminal Tawang Alun-Terminal Pakusari (Kode Trayek "D" dan "E"). Jasa taksi dengan Argometer juga banyak ditemui di Kota ini.
- Bandar Udara Notohadinegoro (JBB) yang terletak di Desa Wirowongso, Kecamatan Ajung. Garuda Indonesia di bandara ini melayani rute Jember (JBB)-Surabaya (SUB) vv. dengan frekuensi penerbangan 10 kali dalam seminggu. Sedangkan Susi Air melayani rute Jember (JBB) - Sumenep (SUP) vv. dengan frekuensi penerbangan 1 kali dalam seminggu.
Penduduk
Mayoritas penduduk Kabupaten Jember terdiri atas suku Jawa dan suku Madura, dan sebagian besar beragama Islam. Selain itu terdapat warga Tionghoa dan Suku Osing.
Rata rata penduduk Jember adalah masyarakat pendatang. Suku Madura
dominan di daerah utara dan Suku Jawa di daerah selatan dan pesisir
pantai. Bahasa Jawa dan Madura digunakan di banyak tempat, sehingga umum
bagi masyarakat di Jember menguasai dua bahasa daerah tersebut dan juga
saling pengaruh tersebut memunculkan beberapa ungkapan khas
Jember.Percampuran kedua kebudayaan Jawa dan Madura di Kabupaten Jember
melahirkan satu kebudayaan baru yang bernama budaya Pendalungan. Masyarakat Pendalungan di Jember mempunyai karakteristik yang unik sebagai hasil dari penetrasi kedua budaya tersebut. Kesenian Can Macanan Kaduk
merupakan satu hasil budaya masyarakat Pendalungan yang masih bertahan
sampai sekarang di kabupaten Jember. Jember berpenduduk 2.529.967 jiwa
(JDA, BPS 2013) dengan kepadatan rata-rata 787,47 jiwa/km2
No comments:
Post a Comment
Terimakasih sudah berkunjung ke blog saya, silahkan tinggalkan komentar