Sekilas Tentang Museum-Museum di Kawasan Kota Tua
Museum Bank Mandiri
Terletak di Jl. Pintu Besar Utara No. 1, museum ini adalah museum perbankan pertama di Indonesia, yaitu museum bank-bank pendahulu dan bank-bank yang tergabung dalam Bank Mandiri. Gedung yang digunakan adalah bekas gedung NHM Batavia pada tahun 1929. Pada tahun 1960, gedung ini beralih kepemilikan menjadi kantor Bank Koperasi Tani dan Nelayan (BKTN) Urusan Ekspor Impor. Kemudian pada tahun 1968, beralih menjadi kantor pusat Bank Ekspor Impor Indonesia (Bank Eksim). Pada tahun 1960, kepemilikan gedung beralih menjadi aset Bank Mandiri. Museum Bank Mandiri diresmikan pada 22 Desember 2004.
Museum ini memiliki koleksi mencapai 30.000 buah, dengan jumlah koleksi yang dipamerkan mencapai lebih dari 10.000 buah. Koleksi yang dimiliki berkaitan dengan bidang perbankan dan koleksi dari 4 bank merger Bank Mandiri, seperti: ruang penyimpanan uang bawah tanah, koleksi buku besar, mesin hitung, berbagai koleksi uang koin, uang kertas kuno dan surat-surat berharga yang disimpan dalam ruangan berperabot antik.
Museum Bank Indonesia (MBI)
Terletak di Jl. Pintu Besar Utara No. 3 dan menempati area gedung Bank Indonesia Kota yang didirikan oleh De Javache Bank, museum ini dibuka pada 15 Desember 2006.
Museum ini menampilkan berbagai informasi tentang sejarah, benda- benda historis dan dokumen yang berhubungan dengan Bank Indonesia di jaman dahulu. Selain itu, terdapat pula fakta dan benda sejarah dari masa kerajaan-kerajaan Nusantara dan bagaimana mereka melakukan transaksi dagang dengan bangsa lain.
Koleksi museum ini meliputi koleksi numismatik (berupa uang kertas, uang logam dan uang terbitan khusus) serta koleksi non-numismatik (berupa gedung, peralatan kantor, furnitur dan lain lain). Terdapat pula koleksi kebijakan, langkah-langkah yang telah ditempuh Bank Indonesia di bidang kelembagaan, perbankan, moneter dan sistem pembayaran.
Museum ini dilengkapi dengan teknologi modern dalam display dan informasi interaktif dalam bentuk hologram, touchscreen monitor dan multimedia booth.
Museum Sejarah Jakarta
Terletak di Jl. Taman Fatahillah No. 1, gedung yang dibangun tahun 1627 ini merupakan Gedung Balaikota pertama di Batavia (tambahan pada gedung aslinya dibuat antara tahun 1705-1715). Pada tahun 1970, gedung ini dipugar dan pada tanggal 30 Maret 1974, diresmikan sebagai Museum Sejarah Jakarta.
Koleksi yang tersimpan di Museum Sejarah Jakarta merupakan koleksi langka yang memiliki nilai historis berkaitan dengan sejarah Jakarta, seperti: screen bergaya Baroque abad ke-19, meriam Si Jagur, perabotan rumah tangga antik dari abad 17-19, benda-benda arkeologi dari masa pra-sejarah, masa Hindu Budha hingga masa Islam, serta potret Gubernur-gubernur Jenderal VOC dan peta-peta tua.
Museum Wayang
Terletak di Jl. Pintu Besar No. 27, Jakarta Barat, gedung ini dibangun tahun 1640 dan digunakan sebagai Gereja pada zaman Belanda. Pada tahun 1808, gedung ini hancur oleh gempa bumi. Bangunan yang terlihat sekarang adalah bangunan yang didirikan pada tahun 1912 sebagai gudang milik perusahaan Geo Wehry. Setelah beberapa kali berpindah kepemilikan serta berubah fungsinya, gedung ini diresmikan sebagai Museum Wayang pada tanggal 13 Agustus 1975.
Museum Wayang memiliki koleksi 4.000 buah boneka dan wayang berbagai jenis dan bentuk dari daerah-daerah di Indonesia dan Tiongkok serta Kamboja, seperti: wayang kulit, wayang golek, wayang janur, wayang beber, wayang kardus, wayang rumput, gamelan serta topeng- topeng. Juga terdapat koleksi boneka dari serial anak-anak si Unyil yang sangat populer di masanya.
Museum Seni Rupa dan Keramik
Terletak di Jl. Pos Kota No.2, gedung ini dibangun pada 12 Januari 1870 dan digunakan oleh Pemerintah Hindia-Belanda sebagai Kantor Dewan Kehakiman pada Benteng Batavia. Pada masa pendudukan Jepang dan perjuangan kemerdekaan Indonesia gedung ini digunakan oleh tentara KNIL dan sebagai asrama militer TNI. Pada tanggal 20 Agustus 1976 gedung ini diresmikan sebagai gedung Balai Seni Rupa dan mulai tahun
1990 berganti nama menjadi Museum Seni Rupa dan Keramik
Museum ini memiliki 400-an karya Seni Rupa terdiri dari berbagai bahan dan teknik yang berbeda seperti patung, grafis, totem kayu, sketsa, dan batik lukis. Diantara koleksi-koleksi tersebut terdapat beberapa koleksi unggulan dan amat penting bagi sejarah kesenian di Indonesia. Koleksi keramik di museum ini terdiri dari keramik lokal dan keramik asing.
Museum Bahari
Terletak di Jl. Pasar Ikan No. 1, bangunan ini dibangun secara bertahap sejak tahun 1652 hingga 1774 dan digunakan oleh VOC sebagai gudang rempah-rempah, kopi dan kain. Pada masa pendudukan Jepang, gedung ini menjadi gudang logistik peralatan militer. Setelah masa kemerdekaan, bangunan ini difungsikan sebagai gudang logistik PTT dan PLN. Pada tahun 1976, gedung ini direnovasi dan diresmikan sebagai Museum Bahari pada tanggal 7 Juli 1977.
Museum Bahari menyajikan informasi terlengkap mengenai kebaharian di Indonesia. Disini terdapat Menara Syahbandar yang dibangun pada tahun 1839 sebagai pos meteorologi dan menara pengawas bagi keluar masuknya kapal ke / dari Pelabuhan Batavia (Kali Ciliwung). Pada tahun
1950-an, Menara ini digunakan sebagai Kantor / Pos Kepolisian Penjaringan hingga pada tanggal 7 Juli 1977 diresmikan sebagai bagian dari Museum Bahari.
No comments:
Post a Comment
Terimakasih sudah berkunjung ke blog saya, silahkan tinggalkan komentar