BATIK TULIS JOMBANGAN (Batik Indonesia, Jombang). BATIK TULIS Inspired by Candi Arimbi or Ngrimbi and all kinds of Natural Culture, we proudly present our hand made products to kept our traditional, because we were proud and love our tradition. Within a blow of our “Canting” and the swinging of our art creators, we presents our “JOMBANGAN BATIK” and all kinds of batik’s tulis. Present: silk batik tulis called ATBM and Organdi, primisima batik tulis, and printing batik.
BATIK TULIS JOMBANGAN (Batik Indonesia, Jombang)
Sejarah Batik Tulis Jimbang
Pada tahun 2005 (KLIB 2005) penulis telah menyampaikan bahawa batik adalah salah satu hasil kerajinan tangan yang berasal dari Indonesia. Batik adalah kerajinan tangan dari Indonesia yang pada awalnya berasal dari daerah Yogyakarta, Solo, Pekalongan, Cirebon, Madura, Tuban dan lain-lain. Sedangkan batik Jombang baru berkembang pada tahun 2000-an.
Jombang adalah salah satu nama daerah Tingkat II (Kabupaten/sub province/DO) yang berada di Propinsi Jawa Timur, Pulau Jawa, Indonesia.
Sejarah batik Jombang telah ditulis oleh Ibu Hajah (Hj.) Maniati, pemilik kedai batik “Sekar Jati Setar”. Pada tanggal 17 Juni 2007, Beliau mengatakan bahawa batik merupakan salah satu bahagian dari budaya yang dapat mencerminkan kepribadian bangsa, dimana batik sangat memerlukan ketrampilan, kepakaran, kreatifiti, keuletan, kesabaran dan wawasan yang luas serta apresiasi yang tinggi sehingga batik mempunyai nilai seni yang sangat tinggi dan berharga mahal.
Ibu (Hj. Maniati) mempunyai keinginan dan tekat yang besar untuk mulai belajar membatik, kerana masa saya muda dulu lagi dan sedang Sekolah Rakyat Perempuan (Darjah Rendah) pada tahun 1944, dimana uniform/pakaian sekolah masih memakai sarong dan kebaya batik (zaman penjajah Belanda). Pada masa itu di desa (kampung) Candi Mulyo kota Jombang banyak ibu-ibu dan remaja yang mempunyai ketrampilan/skill dan tekun membatik. Batik yang dihasilkan pada masa itu diberi nama BATIK PACINAN bermotif kawung dengan warna merah bata dan hijau daun.
Pada masa penjajahan Jepun, batik di Jombang mulai menghilang sendiri. Hal ini dikeranakan oleh susahnya untuk mendapatkan bahan baku dan berkurangnya pembatik.
Pada tahun 1993 saya bersama puteri saya mempunyai gagasan dan keinginan untuk membangkitkan dan melestarikan kembali tradisi membatik di kota Jombang. Untuk mewujudkan keinginan dan gagasan tersebut kami bersilaturahmi ke kerabat yang lulus dari IKIP (Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan atau maktab keguruan) bidang pengkhususan kraftangan. Kami mengajukan permohonan ke Kepala Desa (Kepala Kampung) untuk minta izin mengumpulkan ibu-ibu PKK (Pendidikan Kesejahteraan Keluarga) dan remaja guna membicarakan pelatihan (workshop) membatik dan Kepala Desa menyetujuinya.
Dari proses tersebut di atas maka Ibu Hj. Maniati, Ibu-ibu PKK dan para remaja memulai belajar membatik dengan jenis batik jumput (batik ikat) dan hasilnya cukup menggembirakan, sehingga semangat untuk membatik cukup tinggi.
Pada tahun 2000 Ibu Hj. Maniati dipanggil oleh Dinas Perindustrian Kabupaten Jombang untuk membicarakan pelatihan/kursus/workshop. Pada tarikh 8-10 Februari 2000 Ibu Hj. Maniati beserta puterinya mengikuti kursus Batik Tulis Warna Alami di Surabaya yang dilaksanakan oleh Dinas Perindustrian Propinsi Daerah Tingkat I (negeri) Jawa Timur. Dari hasil kursus ini Ibu Hj. Maniati beserta puterinya dan ibu-ibu PKK semakin rajin membatik. Pada bulan Desember 2000 Ibu Hj.Maniati meresmikan usaha batik dengan nama “SEKAR JATI STAR” di desa Jatipelem. Pada waktu yang sama Bapak Bupati (ketua daerah/DO) memutuskan untuk mengadakan kursus membatik di desa Jatipelem dengan peserta dari perwakilan wilayah kecamatan (mukim) se-kabupaten Jombang.
Penting ...
Bilamana ada kesalahan google map “BATIK TULIS SEKAR JATI STAR” Ibu Hj. Maniati saya selaku penulis mohon koreksian dan bisa langsung kirim artikel atau GPS Google map ke gadogadoilmu.com via kirim artikel yang sudah kami sediakan. Mohon maaf bila ada kesalahan.
Pada tarikh 16 Desember 2004, Ibu Hj. Maniati mendapat izin usaha tetap dari pemerintah dengan nama “BATIK TULIS SEKAR JATI STAR” dengan nombor SIUP: 00423/13-19/SIUP-K/IX/2004.
Pada awalnya motif batik Jombang menggunakan motif alam sekitar, iaitu dengan motif bunga melati, tebu, cengkeh, pohon jati dan lain sebagainya. Setiap motif yang diciptakan biasanya diberi nama, seperti cindenenan, peksi/burung hudroso, peksi manya dan turonggo seto (kuda putih). Kemudian Ibu Hj. Maniati bersama Ibu Bupati kabupaten Jombang (isteri Bupati/DO), bersepakat/setuju bahawa Motif Batik Tulis Khas Jombang diambil dari salah satu Relief Candi Arimbi yang terletak di desa Ngrimbi,
Relief candi Arimbi yang digunakan sebagai
Motif Khas Batik Jombang
Selain Ibu Hj. Maniati batik Jombang juga dikembangkan oleh Ibu Kusmiati Slamet. Dengan modal awal Rp 2 juta, tahun 2002 mulailah Ibu Kusmiati Slamet dari Desa Jatipelem, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang mengambil tenaga kerja dari para tetangganya sendiri (jiran rumah) untuk membuat berbagai model dan motif batik dengan khas paten relief Candi Rimbi. Awalnya, prakarsa ini muncul atas dorongan tetangga/jiran yang ingin mencari kesibukan dengan belajar membuat batik dengan motif khas Kerajaan Majapahit. Alasannya, karena Jombang dulunya merupakan daerah pecahan Mojokerto, nenek moyangnya sama-sama berasal dari Majapahit.
Pekerjaan dilakukan dengan sistem borongan sesuai keperluan yang diinginkan. Jika pesanan ramai, dalam sehari bisa melibatkan 20 tenaga kerja dengan hasil batikan antara 35 sampai 40 lembar kain. Upahnya pun bervariasi, untuk mewarna biasa diberi upah Rp. 12,000.00 setiap yard, sedangkan untuk kegiatan nyanting, upahnya Rp 5,000.00 setiap yard.
Hari demi hari, pekerjaan membatik pun terus berkembang dan kian banyak pembeli dari daerah-daerah sekitar yang memakai produk Kusmiati. Lalu munculah inisiatif untuk memberi label/brand pada batiknya. Melalui kesepakatan dengan pihak keluarga, akhirnya batik Kusmiati diberi merk “LITABENA”. Litabena diambilkan dari sebahagian dari nama keempat anaknya yang sudah besar. Li dari nama Lilik, Ta dari nama Rita, Be dari nama Benny, dan Na dari nama Nanang.
Penting ...
Bilamana ada kesalahan google map “LITABENA” Ibu Kusmiati Slamet saya selaku penulis mohon koreksian dan bisa langsung kirim artikel atau GPS Google map ke gadogadoilmu.com via kirim artikel yang sudah kami sediakan. Mohon maaf bila ada kesalahan.
Ibu Kusmiati Slamet berharap dengan nama itu usaha batiknya dapat berkembang menjadi besar. Pada saat ini produk batik LITABENA telah beredar sampai ke Jakarta, Kalimantan, Palembang dan Lampung.
Untuk mengembangkan batik Jombang, Pemerintah Jombang mengadakan workshop batik di Jombang. Berkat bantuan dari pemerintah dan didorong dengan semangat besar, batik Ibu Kusmiati Slamet menjadi berkembang dan terkenal tidak hanya di kalangan pemerintahan namun telah berkembang ke luar negeri. Sekarang Ibu Kusmiati Slamet telah membuat batik pesanan dari Bank Jawa Timur, Dinas Sosial dan Dinas Perikanan berupa baju-baju pegawai. Di samping itu, setiap bulan mendapat pesanan 30 lembar sajadah ke negara Iraq dan mengirim bed cover ke Taiwan sebanyak 2,200 lembar setiap tiga bulan sekali. Kini modalnya telah mencapai Rp 200 juta lebih. Keuntungan bersih sebulan berkisar Rp 5 - 10 juta. Produksinya mencapai 500-600 yard setiap bulan.
No comments:
Post a Comment
Terimakasih sudah berkunjung ke blog saya, silahkan tinggalkan komentar